Senin, 27 September 2010

Kehidupan Kecil



                 Di desa yang sangat terpencil hiduplah sebuah keluarga. Keluarga tersebut hidup dengan segala keterbatasan. Keluarga tersebut mempunyai dua anak.Salah satu anak dari keluarga tersebut menderita penyakit yang sangat parah. Dia mempunyai kelainan syaraf yang akhirnya memaksa Sang ibu untuk tetap menjaga sang buah hati dirumahnya. Pak Chris sang ayah giat bekerja mencari nafkah untuk menafkahi Bu Ana dan kedua anaknya Upin dan Ipin.Upin pun yang tadinya masih duduk di sekolah dasar kelas 5 pun memutuskan tidak melanjutkan sekolahnya demi biaya untuk kesembuhan adiknya Ipin.
                Hari demi hari mereka lalui seperti biasa. Chris sebagai tukang becak sulit untuk mengumpulkan biaya yang akan dipakai untuk membiayai pengobatan ipin. Karena keadaan ekonomi yang mendesak akhirnya Bu Ana dengan berat hati meninggalkan Chris dan kedua anaknya demi mengadu nasib di Jakarta. Sebelum mereka berpisah Ana berkata “Mungkin ini saat terakhir aku berkumpul dengan kalian semua,aku akan mengadu nasibku di Jakarta untuk mendapatkan biaya berobat Ipin.” Mendengar ibunya berkata seperti itu,Ipun dan Ipin menangis histeris sekali. Sehingga terlontarlah kata-kata dari Ipin “Ibu jangan pergi,biarlah aku menderita penyakit ini. Asalkan ibu tak pergi meninggalkan kita.” Setelah itu akhirnya Bu Ana memutuskan untuk tidak pergi saat itu dan dia memutuskan untuk pergi dimalam hari,agar seisi rumah tidak tahu.
                Akhirnya Ana meninggalkan keluarganya untuk mengadu nasib disebuah kota. Berawal dari menjari seorang pembantu rumah tangga. Dan akhirnya Bu Ana mencoba melamar pekerjaan di pabrik jahit. Dengan kerajinan Ana  serta kerja kerasnya dia diterima dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Akhirnya gaji pertamanya pun ia tabung untuk biaya kesembuhan anaknya ipin. Setelah beberapa lama bekerja akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari pabrik dan mencoba untuk menjalankan usahanya sendiri. Dari sinilah awal kesuksesannya. Pengalaman bekerjanya di pabrik memberikan banyak manfaat. Berawal dari usaha kecil membuat baju. Akhirnya Ana pun menjadi orang sukses di kota.         

Dengan hartanya yang melimpah dia akhirnya lupa akan tujuan awal dia mengadu nasib di kota. Setelah 10 tahun lamanya dia baru teringat akan keluarganya di desa. Dan dia berkata “Bagaimana keluargaku disana ya? Apakah masih seperti dulu? Sudah cukup lama aku tidak mendengar kabar mereka.” Dan keesokan harinya Ana berencana untuk kembali ke desa untuk menemui suami dan anak tercintanya. Dan Ana pun kaget ketika dia kembali kerumahnya dia hanya menemukan Ipun yang menangis dibawah batu nisan. Yang bertuliskan suami dan anaknya.

                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar